Thursday, 26 January 2017

Saat Bambu Runcing Berbalur Kotoran Kuda Berbicara...


Patriot NKRI - Di pagi hari yang dingin, bersama 18 orang kawan-kawannya mereka mengendap-endap di suatu bukit hijau yang mengapit jalan setapak, rute yang dikatakan telik sandi kesatuannya, akan dilewati patroli militer Belanda. Tak ada senjata api kecuali stengun yang dipegang Letnan Anwar (itupun pelurunya terbatas). Semuanya masing-masing hanya memegang sebilah bambu runcing yang dibuat mendadak di hutan Caringin (terletak di tenggara Cianjur) malam harinya. Satu menit, lima menit, seperapat jam, setengah jam waktu terus berlalu dalam sunyi dan tarikan nafas mereka yang tertahan. Suasana tegang mencekam. Itulah situasi yang dituturkan Sjafta (90 th) yang masih ingat kejadian 68 tahun lalu itu. 
Baca Juga: Misteri Dentasemen Harimau: Rajanya Pasukan Khusus Indonesia Paling MISTERIUS
Begitu waktu satu setengah jam berlalu, dari kejauhan tiba-tiba terdengar suara orang-orang berbicara dalam bahasa Belanda. Rupanya patroli yang mereka tunggu sudah mulai datang. Jumlahnya sekitar 9 prajurit yang sebagian besar bule totok dengan seragam hijau kekuning-kuningan dan senjata api di tangan. ” Mereka berjalan tak teratur, dan dalam posisi lengah…”kata Sjafta. Begitu rombongan tersebut ada di bawah mereka, Letnan Anwar meneriakan aba-aba untuk menyerbu. ” Seraaaaaaaaaaaaaaaangggg!!!”

Belasan anak muda pun berloncatan. Teriakan beringas bersanding dengan jeritan panik para serdadu yang usianya rata-rata sama dengan para penyerang. Bisa dikatakan, penghadangan itu sukses besar: sembilan serdadu musuh ditaklukan dan semua senjatanya berhasil dirampas oleh pasukan Letnan Anwar.

Di tengah minimnya senjata (sepuluh berbanding satu), kalangan petarung republik memilih bambu runcing sebagai alat untuk menghadapi musuh mereka. Sebagai senjata, bambu runcing mulai dikembangkan semasa pendudukan Jepang, yang saat itu dikenal dengan sebutan takeyari. Sejatinya bilah bambu ini digunakan untuk menghadang pasukan payung musuh yang diterjunkan dari udara. Tentara Jepang juga melatih laki-laki dan perempuan cara menggunakan takeyari, yang kalau digunakan biasanya dibarengi teriakan keras dan pekik kemarahan. ” Laiknya seorang prajurit tengah menggunakan senapan bersangkur,” tulis R.H.A. Saleh dalam Mari Bung, Rebut Kembali!
Baca Juga: Wow...! Begini Aksi Raider TNI AD Yang Bikin KAGUM dan TAKJUB. Ranger AS Langsung Minta BERGURU..!
Semasa dididik menjadi perwira Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor pada 1944, almarhum Moestopo pernah menjadikan bambu runcing sebagai tema “disertasi-nya”. Di hadapan para perwira tinggi Jepang, ia berhasil mempertahankan karya tulisnya yang berjudul ‘Penggunaan Bambu Runcing yang Pucuknya Diberi Tahi Kuda Untuk People Defence dan Attack serta Biological War Fare’. Tidak hanya lulus dan menjadi yang terbaik, karyanya ini malah mendapatkan pujian setinggi langit dari militer Jepang saat itu.

Dan memang banyak cara dilakukan oleh para petarung republik untuk menjadikan bambu runcing miliknya “bukan hanya sekadar bambu”. Dalam bukunya bejudul “Guruku Orang-Orang Pesantren”, Syaifuddin Zuhri menyebut figur Kiyai Haji Subkhi, seorang ulama besar di Parakan, Temanggung yang pada masa revolusi kemerdekaan dijuluki sebagai Kyai Bambu Runcing. Julukan itu tercipta karena Kiyai Subkhi menciptakan sejenis bambu runcing yang disepuh doa untuk nantinya digunakan para petarung republik di medan laga.

Uniknya, para petarung yang datang ke Parakan bukan saja berasal dari kalangan santri semata. Para lasykar yang tergabung dalam barisan kaum kiri pun seperti Barisan Banteng di bawah pimpinan dr. Muwardi, Lasykar Rakyat dibawah pimpinan Ir. Sakirman (tokoh PKI) dan Laskar Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) di bawah pimpinan Krissubbanu juga mendatangi Kiyai Subkhi sekadar untuk mendapatkan barokahnya!
Baca Juga: Kisah Penyergapan Dukun PKI: Ngaku KEBAL Senjata...!
Selagi menjadi Panglima Divisi III TRI untuk wilayah Priangan, almarhum Jenderal A.H. Nasution pernah memiliki kisah lucu terkait bambu runcing ini. Pada April 1946, ia berkesempatan menemani Kepala Staf Umum Markas Besar Tentara (MBT) Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo melakukan inspeksi ke wilayah Tanjungsari, Sumedang.

Begitu rombongan Pak Oerip sampai di lapangan, serentak komandan pasukan berteriak: “ Hormat senjataaaaa!”. Namun bukan bedil yang diangkat melainkan bambu runcing. Seolah tidak ada masalah, Pak Oerip membalas sikap hormat itu dengan khidmat layaknya seorang komandan tertinggi terhadap pasukannya. Namun sambil berjalan memeriksa barisan pasukan bambu runcing tersebut, Pak Oerip masih sempat berbisik dalam nada gurauan kepada Pak Nas: “ Nas, kamu suruh aku periksa pagar bambu ya?” 

Sumber: arsipindonesia.com

Wednesday, 25 January 2017

Misteri Dentasemen Harimau: Rajanya Pasukan Khusus Indonesia Paling MISTERIUS


Patriot NKRI - Indonesia memiliki banyak sekali pasukan khusus yang tugasnya untuk mengamankan Indonesia dari teror atau melakukan tugas penting lain yang rahasia. Hampir di setiap satuan militer baik TNI maupun POLRI memiliki satuan yang sangat ahli dalam berperang ini. Sebut saja Dentasemen 88, Koppasus, Paskhas, dan lain sebagainya.
Selain beberapa pasukan khusus di atas, sebenarnya Indonesia memiliki pasukan khusus yang sangat rahasia. Bahkan saking rahasianya, anggota dari pasukan ini pun tidak jelas siapa saja. Meski demikian, pasukan ini dikenal sebagai rajanya pasukan khusus hingga layak disebut sebagai legenda. Berikut uraian selengkapnya tentang Dentasemen Harimau atau sering disebut dengan Den Harin.

Fakta dan Dugaan Keberadaan dari Dentasemen Harimau

Selama ini desas-desus tentang adanya pasukan khusus paling elite di Indonesia dikatakan sebagai hoax belaka. Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya eksistensi dari Dentasemen Harimau yang dikenal sangat hebat. Meski demikian, tak sedikit pula yang meyakini bahwa pasukan ini benar-benar ada dan konon dibentuk pada tahun 1986.

Orang yang membentuk pasukan khusus ini adalah Jenderal L.B. Moerdhani dua tahun sebelum menjabat Panglima TNI. Pasukan yang dibentuk ini menampung prajurit hebat dari lingkungan TNI AD, AL, AU, dan POLRI. Semuanya diseleksi ketat agar menghasilkan pasukan yang benar-benar mematikan.

Tugas Pokok Dentasemen Harimau

Dentasemen Harimau memiliki tugas khusus untuk menanggulangi teror-teror yang masuk ke Indonesia. Pasukan ini juga mengawal Presiden meski tidak terafiliasi dengan Paspampres yang sudah sangat terkenal itu. Den Harin dipersiapkan untuk misi lapangan rahasia yang menuntut kemampuan bertarung tingkat tinggi yang tak dimiliki oleh semua pasukan TNI dan POLRI.
Baca Juga: [Video] Jadi JAWARA Tak Terkalahkan, Prajurit Kopassus Ini Malah Bingung...!
Misi utama dari Den Harin adalah melindungi NKRI secara menyeluruh tanpa terkecuali. Jika ada isu serangan, tindakan makar, dan hal-hal negatif lainnya, Den Harin akan datang secara diam-diam dan meringkusnya. Kemampuan perang dari Den Harin mungkin setingkat dengan pasukan pembunuh milik Amerika bernama Phoenix Raven.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Anggota Den Harin

Ada dua kemampuan yang harus dimiliki oleh anggota Den Harin. Pertama adalah kemampuan kombatan atau bertarung dan yang kedua adalah nonkombatan. Seorang anggota Den Harin harus mampu bertarung dengan sangat gesit, cekatan dan juga cerdas. Terpenting lagi mereka harus memiliki sikap pemberani dan memiliki loyalitas tinggi pada NKRI.

Kemampuan nonkombatan yang harus dimiliki oleh anggota Den Harin adalah memahami permasalahan sosial, budaya, ekonomi, energi, sains, teknologi, dan bidang lain yang berhubungan dengan negara. Intinya, pasukan ini haruslah seorang yang genius dan memiliki kemampuan hebat dalam bertarung.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pasukan ini sangatlah rahasia. Tak ada yang tahu siapa anggotanya secara resmi. Namun, dari sebuah data yang beredar, anggota dari Den Harin memiliki code name yang berbeda-beda. Misal anggota dari Angkatan Darat ada yang bernama Puma dan Tiger. Sementara itu anggota dari POLRI bernama Phyton dan Viper.

Pasukan khusus ini mendapatkan sokongan dana dari Pemerintah Indonesia melalui TNI, Anggaran pribadi Presiden Soeharto yang saat itu masih menjabat, dan beberapa Jenderal besar serta konglomerat Tionghoa yang dikenal sangat nasionalis. Semua dana akan dikumpulkan untuk latihan, persenjataan, dan misi-misi penting.
Pembubaran Den Harin yang Tiba-Tiba
Den Harin akhirnya secara resmi dibubarkan pada tahun 1995. Selama 9 tahun mengabdi pada Indonesia, pasukan elite Indonesia dianggap sudah purnatugas. Pembubaran Den Harin secara tiba-tiba disinyalir karena ada misi untuk penggulingan Presiden Soeharto. Mengetahui hal buruk yang akan mengenainya, presiden memerintahkan pasukan ini dibubarkan.


Presiden Soeharto
Usai bubar, identitas anggota tetap dirahasiakan. Meski demikian, mantan anggota Den Harin masih diberi kebebasan untuk melakukan tindakan-tindakan rahasia hingga melakukan pembunuhan pada terduga pengganggu negara. Pada tahun 1999, satuan ini dikabarkan dibentuk kembali meski tidak diketahui siapa yang melakukannya. Pun maksud dan tujuannya menjadi rahasia.
Inilah misteri Dentasemen Harimau atau Den Harin yang merupakan pasukan khusus paling rahasia yang dimiliki oleh Indonesia. Benar atau tidaknya pasukan ini tidak ada yang tahu. Tapi yang jelas, pasukan ini sangat hebat dan akan membela NKRI yang merupakan harga mati.

Sumber: boobastis.com

Wow...! Hanya Dengan IKAN ASIN, TNI Kalahkan Pemberontak Yang Sulit Ditumpas


Patriot NKRI - Pemberontakan di Jawa Barat ini merupakan salah satu perlawanan bersenjata yang paling lama ditumpas. Pihak TNI sampai harus berkali-kali mengubah pola operasi.

7 Agustus 1949, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirdjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kekuatan mereka cukup besar. Propaganda pembentukan negara yang berasaskan Islam membuat rakyat Jawa Barat tertarik.
Baca Juga: 3 MENIT paling MENEGANGKAN...! Inilah Aksi HEROIK Kopassus Yang Membuat Dunia Terperangah..!
Awalnya TNI hanya menggelar operasi militer untuk memukul kekuatan DI/TII. Namun cara itu tak efektif, pemberontak masih saja memiliki kekuatan untuk bergerilya.

Maka kemudian selain operasi tempur, TNI menggelar operasi teritorial. Secara persuasif, anggota gerombolan diminta turun gunung dan kembali ke masyarakat. TNI juga aktif melakukan pembangunan dan bakti sosial di desa-desa yang semula mendukung DI/TII. 

Masyarakat mulai berbalik bersimpati pada TNI dan mulai berhenti membantu DI/TII. Ribuan orang berhasil dipanggil untuk kembali ke masyarakat.

Namun tetap ada yang meneruskan perlawanan. Maka TNI bersama rakyat bersama-sama menggelar operasi pagar betis.

Pemberontak DI TII Menyerah
"Kita membangun puluhan pos dengan jarak 25-50 meter mengelilingi gunung. Anggota DI/TII tak bisa meloloskan diri. Mereka terkurung di lereng-lereng. Lama-lama kehabisan makanan," kisah Ajat (82), pensiunan prajurit Kujang Siliwangi yang mengikuti operasi Pagar Betis di sekitar wilayah Tasikmalaya dan Garut.
Baca Juga: Merebus Sepatu Lars Untuk Dimakan Hingga Tergantung di Atas Pohon.
Pria berpangkat Pembantu Letnan Satu itu menceritakan saat itu sebenarnya pasukan DI/TII pun sudah lelah bertempur. Apalagi sebagian keluarga mereka sudah kembali ke pangkuan Republik Indonesia.

TNI tahu pihak DI/TII sudah kelaparan di gunung. Maka setiap malam setiap pos biasanya memasak nasi liwet. Beras yang dicampur santan, bumbu repah dan ikan asin itu wanginya sangat harum saat dimasak. Angin menerbangkan wangi nasi liwet dan ikan asin hingga ke puncak gunung tempat para pemberontak bersembunyi.
Baca Juga: Inilah KOOPSSUSGAB: Pasukan Elite SUPER KILAT, Berkualifikasi Dahsyaat...!
Masyarakat yang mengikuti operasi itu juga seringkali menyanyikan tembang-tembang berbahasa Sunda sambil menunggu nasi dan lauk ikan asin matang. Umumnya tentang rasa persahabatan, kampung dan keluarga. Tujuannya untuk mengetuk hati pemberontak agar mau turun gunung dan kembali ke masyarakat.

"Banyak yang akhirnya menyerah dan turun ke pos-pos di kaki gunung," kata Ajat.

Sumber: merdeka.com

[Video] Jadi JAWARA Tak Terkalahkan, Prajurit Kopassus Ini Malah Bingung...!


Patriot NKRI - Untuk urusan menembak, Beliaulah jagonya. Anggota Grup 3 Kopassus ini tak terkalahkan hingga mendapat ratusan medali dari berbagai perlombaan (Foto Cover: Penembak).

Dialah Peltu Sholeh. Saking banyaknya, Peltu Sholeh sampai bingung menghitung medalinya. Digantung di dinding rumah sampai tak cukup!

Simak videonya berikut ini: 



Sumber: merdeka.com

Tuesday, 24 January 2017

WAJIB Baca...! Bikin HARU dan LUCU...Inilah Perintah Pertama Soekarno Sebagai Presiden RI.


Patriot NKRI - Sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang. Mereka menetapkan Soekarno sebagai Presiden RI pertama dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI.

Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon itu. Sederhana saja, PPKI memilih Soekarno sebagai presiden.
Baca Juga: Heboh...! Panglima Perintahkan Prajurit TNI Tidur di Rumah Warga, Ada Apa?
Sesederhana itu. Maka jadilah Soekarno sebagai Presiden pertama RI. Namanya negara yang baru seumur sehari, tidak ada mobil kepresidenan yang mengantar Soekarno . Maka Soekarno pun pulang berjalan kaki.

"Di jalanan aku bertemu dengan tukang sate yang berdagang di kaki lima. Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia memanggil pedagang yang bertelanjang kaki itu dan mengeluarkan perintah pelaksanaannya yang pertama. Sate ayam 50 tusuk!" ujar Soekarno .

Itulah perintah pertama presiden RI. "Sate ayam 50 tusuk!"
Baca Juga: Sosok WANITA MISTERIUS Pada PAHATAN Api Obor Monas...Ini Sejarah Dan Kisahnya !
Soekarno kemudian jongkok di pinggir got dekat tempat sampah. Sambil berjongkok, Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia itu menghabiskan sate ayam 50 tusuk dengan lahap. Itulah pesta perayaan pelantikannya sebagai Presiden RI.

Sumber: merdeka.com