Dapat melakukan persalinan normal merupakan salah satu pencapaian dalam kehidupan kaum perempuan. Hanya saja, beberapa kondisi yang dialami Ibu hamil dapat membuat harapan itu terpaksa batal di tengah jalan.
Tentu tidak ada Ibu yang nekat menginginkan persalinan normal ketika dokter menyatakan bahwa detak jantung bayi di dalam perut mendadak turun dengan drastis.
Atau, tali pusar sudah membelit leher bayi di rahim Ibu. Akhirnya, operasi caesar pun menjadi pilihan untuk menyelamatkan si calon bayi dan Ibu.
Tentu, ada sedikit perasaan sedih yang muncul ketika Ibu tidak dapat melakukan persalinan normal.
Terlebih ada sederet mitos tentang operasi caesar yang cukup "menakutkan" bagi Ibu.
Namun, sembilan mitos tentang operasi caesar ini sebenarnya tidak selalu benar:
1. Ikatan antara anak dan Ibu akan sulit.
Mitos ini dipercaya karena setelah operasi caesar anak tidak langsung melakukan kontak kulit dengan Ibu. Padahal, kontak kulit dibutuhkan untuk membantu menstabilkan pernapasan dan suhu tubuh bayi. Namun proses ini akan sulit dilakukan setelah operasi caesar.
Karena itu, sebelum hari H, ibu hamil sebaiknya menanyakan lebih dulu pada dokter mengenai kebijakan rumah sakit dalam melakukan kontak kulit setelah persalinan.
Beberapa rumah sakit biasanya memiliki perawat yang siap mendampingi Ibu untuk memfasilitasi proses skin to skin contact ini.
2. Operasi caesar membuat Ibu tidak sadar, dan tak dapat langsung melihat si bayi ketika dokter mengeluarkannya.
Menurut situs kesehatan WebMD, epidural biasanya digunakan untuk mengatasi rasa sakit selama prosedur caesar
Sedangkan bius total hanya digunakan dalam situasi darurat. Dengan bius lokal, Ibu dapat langsung memegang bayi ketika ia baru dikeluarkan dari perut.
3. Perasaan bersalah berkepanjangan karena tidak dapat melahirkan normal.
Ibu pasti akan merasa sangat bersyukur karena si bayi dapat dilahirkan dengan lancar, aman dan cepat usai menjalani operasi caesar. Tim dokter yang bekerja tentunya juga menginginkan keamanan untuk Ibu dan bayi.
4. Boleh operasi caesar kapan saja.
Keputusan operasi caesar sebaiknya dipilih oleh Ibu dan Ayah. Artinya, kedua belah pihak seharusnya sudah sepakat bahwa operasi caesar adalah jalan terbaik untuk semuanya.
Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists, dokter pun tidak diizinkan menjadwalkan operasi caesar sebelum usia kehamilan 39 minggu kecuali ada situasi yang mengancam nyawa ibu hamil maupun bayinya.
5. Tidak mempunyai kesempatan untuk bersalin normal selamanya.
Atau seperti yang selalu dibilang orang, sekali caesar selamanya akan caesar. Namun saat ini, Ibu dan dokter Ibu bisa menentukan bersama pilihan terbaik untuk ibu dan bayinya.
Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists, keputusan untuk menjalani VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section) atau melahirkan normal setelah pernah melakukan operasi caesar tergantung pada beberapa faktor, seperti tipe sayatan pada perut ibu dari operasi sebelumnya, berapa kali operasi caesar pernah dilakukan, dan apakah Ibu memiliki kondisi medis untuk membuat persalinan normal menjadi tidak aman.
6. Operasi caesar tak lagi menegangkan ketika sudah direncanakan.
Christy Kidner, penulis lepas asal Australia, mengatakan bahwa operasi caesar pertama yang dilakukannya terjadi karena kondisi jantung bayi yang tidak memungkinkan jika menjalani persalinan normal.
Karenanya, saat kehamilan kedua, ia memilih untuk teatp melakukan persalinan caesar. Dan, Christy mengaku tetap gugup sebelum dan saat menjalaninya.
7. Operasi caesar sama sekali tidak menyakitkan?
Hal yang harus diingat oleh banyak orang adalah bahwa operasi caesar mempunyai efek yang tidak mudah. Meskipun dibius, operasi caesar tidak berarti sama sekali tidak menyakitkan.
Ibu hamil yang menjalani operasi caesar akan menghadapi proses penyembuhan setidaknya dua minggu setelah melahirkan.
Pada saat itu bagian perut yang dibedah untuk mengeluarkan bayi akan menimbulkan rasa nyeri, bahkan untuk sekadar menunduk atau mengangkat barang.
8. Perempuan dianggap tidak sepenuhnya menjadi ibu karena tidak melahirkan dengan cara yang normal.
Hanya karena bayi Ibu dilahirkan dalam ruang dan prosedur operasi, bukan berarti seorang wanita dapat dianggap tidak menjadi Ibu sejati.
Perjalanan membawa janin selama berbulan-bulan dan membesarkannya di dalam rahim, merupakan proses untuk membawa seorang manusia ke dunia yang sudah selayaknya dihargai.
9. Ibu akan kesulitan menyusui jika menjalani persalinan caesar.
Shilpi S. Mehta-Lee, asisten profesor Maternal Fetal Medicine di NYU Langone Medical Center mengatakan, cara ibu melahirkan tidak memengaruhi kemampuannya untuk menyusui. Jika Ibu tidak mampu melakukan inisiasi menyusui dini di ruang bersalin, dokter biasakan akan mengizinkan Ibu mulai menyusui begitu sudah dalam masa pemulihan.
Itulah berbagai mitos mengenai operasi caesar yang pasti sering Ibu dengar, namun sebaiknya diabaikan saja.
(Nakita/essentialbaby.com.au/romper.com )
Tentu tidak ada Ibu yang nekat menginginkan persalinan normal ketika dokter menyatakan bahwa detak jantung bayi di dalam perut mendadak turun dengan drastis.
Atau, tali pusar sudah membelit leher bayi di rahim Ibu. Akhirnya, operasi caesar pun menjadi pilihan untuk menyelamatkan si calon bayi dan Ibu.
Tentu, ada sedikit perasaan sedih yang muncul ketika Ibu tidak dapat melakukan persalinan normal.
Terlebih ada sederet mitos tentang operasi caesar yang cukup "menakutkan" bagi Ibu.
Namun, sembilan mitos tentang operasi caesar ini sebenarnya tidak selalu benar:
1. Ikatan antara anak dan Ibu akan sulit.
Mitos ini dipercaya karena setelah operasi caesar anak tidak langsung melakukan kontak kulit dengan Ibu. Padahal, kontak kulit dibutuhkan untuk membantu menstabilkan pernapasan dan suhu tubuh bayi. Namun proses ini akan sulit dilakukan setelah operasi caesar.
Karena itu, sebelum hari H, ibu hamil sebaiknya menanyakan lebih dulu pada dokter mengenai kebijakan rumah sakit dalam melakukan kontak kulit setelah persalinan.
Beberapa rumah sakit biasanya memiliki perawat yang siap mendampingi Ibu untuk memfasilitasi proses skin to skin contact ini.
2. Operasi caesar membuat Ibu tidak sadar, dan tak dapat langsung melihat si bayi ketika dokter mengeluarkannya.
Menurut situs kesehatan WebMD, epidural biasanya digunakan untuk mengatasi rasa sakit selama prosedur caesar
Sedangkan bius total hanya digunakan dalam situasi darurat. Dengan bius lokal, Ibu dapat langsung memegang bayi ketika ia baru dikeluarkan dari perut.
3. Perasaan bersalah berkepanjangan karena tidak dapat melahirkan normal.
Ibu pasti akan merasa sangat bersyukur karena si bayi dapat dilahirkan dengan lancar, aman dan cepat usai menjalani operasi caesar. Tim dokter yang bekerja tentunya juga menginginkan keamanan untuk Ibu dan bayi.
4. Boleh operasi caesar kapan saja.
Keputusan operasi caesar sebaiknya dipilih oleh Ibu dan Ayah. Artinya, kedua belah pihak seharusnya sudah sepakat bahwa operasi caesar adalah jalan terbaik untuk semuanya.
Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists, dokter pun tidak diizinkan menjadwalkan operasi caesar sebelum usia kehamilan 39 minggu kecuali ada situasi yang mengancam nyawa ibu hamil maupun bayinya.
5. Tidak mempunyai kesempatan untuk bersalin normal selamanya.
Atau seperti yang selalu dibilang orang, sekali caesar selamanya akan caesar. Namun saat ini, Ibu dan dokter Ibu bisa menentukan bersama pilihan terbaik untuk ibu dan bayinya.
Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists, keputusan untuk menjalani VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section) atau melahirkan normal setelah pernah melakukan operasi caesar tergantung pada beberapa faktor, seperti tipe sayatan pada perut ibu dari operasi sebelumnya, berapa kali operasi caesar pernah dilakukan, dan apakah Ibu memiliki kondisi medis untuk membuat persalinan normal menjadi tidak aman.
6. Operasi caesar tak lagi menegangkan ketika sudah direncanakan.
Christy Kidner, penulis lepas asal Australia, mengatakan bahwa operasi caesar pertama yang dilakukannya terjadi karena kondisi jantung bayi yang tidak memungkinkan jika menjalani persalinan normal.
Karenanya, saat kehamilan kedua, ia memilih untuk teatp melakukan persalinan caesar. Dan, Christy mengaku tetap gugup sebelum dan saat menjalaninya.
7. Operasi caesar sama sekali tidak menyakitkan?
Hal yang harus diingat oleh banyak orang adalah bahwa operasi caesar mempunyai efek yang tidak mudah. Meskipun dibius, operasi caesar tidak berarti sama sekali tidak menyakitkan.
Ibu hamil yang menjalani operasi caesar akan menghadapi proses penyembuhan setidaknya dua minggu setelah melahirkan.
Pada saat itu bagian perut yang dibedah untuk mengeluarkan bayi akan menimbulkan rasa nyeri, bahkan untuk sekadar menunduk atau mengangkat barang.
8. Perempuan dianggap tidak sepenuhnya menjadi ibu karena tidak melahirkan dengan cara yang normal.
Hanya karena bayi Ibu dilahirkan dalam ruang dan prosedur operasi, bukan berarti seorang wanita dapat dianggap tidak menjadi Ibu sejati.
Perjalanan membawa janin selama berbulan-bulan dan membesarkannya di dalam rahim, merupakan proses untuk membawa seorang manusia ke dunia yang sudah selayaknya dihargai.
9. Ibu akan kesulitan menyusui jika menjalani persalinan caesar.
Shilpi S. Mehta-Lee, asisten profesor Maternal Fetal Medicine di NYU Langone Medical Center mengatakan, cara ibu melahirkan tidak memengaruhi kemampuannya untuk menyusui. Jika Ibu tidak mampu melakukan inisiasi menyusui dini di ruang bersalin, dokter biasakan akan mengizinkan Ibu mulai menyusui begitu sudah dalam masa pemulihan.
Itulah berbagai mitos mengenai operasi caesar yang pasti sering Ibu dengar, namun sebaiknya diabaikan saja.
(Nakita/essentialbaby.com.au/romper.com )
Baca Juga
Artikel Terkait
Benarkah Jika sudah Melahirkan Melalui Operasi Caesar Seterusnya Tak Bisa Melahirkan Normal? Berikut ini 9 Mitos seputar Operasi Caesar yang Harus kamu Ketahui!
4/
5
Oleh
Zdaum